Monica

Kamis, 08 Desember 2011

Mekanisme Persalinan Normal

Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan dengan ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul. Mekanisme ini sangat diperlukan mengingat diameter janin yang lebih besar harus berada pada pada satu garis lurus dengan diameter paling besar dari panggul.

Rabu, 07 Desember 2011

KIE atau Pendidikan Kesehatan Bayi Baru Lahir


1)  Pencegahan Infeksi
BBL sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menagani BBL, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti persiapan diri, persiapan alat, dan persiapan tempat.

Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas


1)      Sistem reproduksi
a.       Uterus
Bayi lahir tinggi fundus uteri dua jari bawah pusat berat uterus 1.000 gram, 1 minggu fundus uteri pertengahan pusat simfisis berat uterus 750 gram, 2 minggu fundus uteri tidak teraba diatas simfisis berat uterus 500 gram, 6 minggu fundus uteri normal berat uterus 50 gram dan 8 minggu fundus uteri normal tetapi sebelum hamil uterus 30 gram.
b.      Lokia
Lokia adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina selama masa nifas. Berikut ini adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita pada nifas

Selasa, 06 Desember 2011

Tugas dan tanggung jawab Bidan Komunitas

A.     TUGAS UTAMA BIDAN DI KOMUNITAS
1. Pelaksana asuhan atau pelayanan kebidanan.
1)      Melaksanakan asuhan kebidanan dengan standar profesional.
2)      Melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil normal dengan komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
3)   Melaksanakan asuhan ibu bersalin normal dengan komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
4)  Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dengan komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga
5)  Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan menyusui normal dengan komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga

Senin, 05 Desember 2011

KIE atau Pendidikan Kesehatan Proses Persalinan


Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat menyakitkan dan menakutkan  bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan tersebut sebaiknya dilakukan melalui asyhan sayang ibu slama persalinan dan proses kelahiran bayinya.

KIE atau Pendidikan Kesehatan Kehamilan


Bidan penting memberikan nasihat dan paduan tentang berbagai hal yang berkitan dengan adaptasi terhadaap kehamilan
1)      Pantang diet saat hamil
Pada dasarnya dianjurkan makan empat sehat lima sempurna. Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5 sampai 16,5 kilogram selama hamil. Berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapat perhatian khusus kerena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5 kg/minggu.

Masa Nifas



Pengertian Masa Nifas
  1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
  2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).

STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS

STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS

A. PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PERAN SERTA MASYARAKAT
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miliki.

Kamis, 30 Juni 2011

Solusio Plasenta

a.      Definisi dan klasifikasi
Solusio plasenta ialah terlepasnya plasenta yg letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada TM ke-3, walaupun dpt terjadi setiap saat dlm kehamilan.
Perdarahan yg terjd krn terlepasnya plasenta dpt menyelundup keluar dibawah selaput ketuban yaitu pd solusio plasnta dgn perdarahan keluar.

Secara klinis solusio plasenta dibagi dlm :
1.      Solusio plasenta ringan
2.      solusio plasenta sedang
3.      solusio plasenta berat

b.      Frekuensi
Solusio plasenta terjadi kira-kira 1 di antara 50 persalinan. Di rumah sakit Dr. Cipo Mangkusumo antara tahun 1968- 1971 solusio plasenta terjadi pada kira- kira 2,1% dari seluruh persalinan, yang terjadi dari 14% solusio plasenta sedang, dan 86% solusio plasenta sedang. Solusio plasenta ringan jarang di diagnosis, mungkin karena penderita selalu terlambat dating kerumah sakit atau tanda- tanda dan gejalanya terlampau ringan, sehingga tidak menarik perhatian penderita maupun dokternya.

c.       Etiologi
Etiologi solusio plasenta hingga kini belum diketahui dengan jelas, walaupun beberapa keadaan tertentu dapat menyertainya, seperti umur ibu yang tua, multiparitas, penyakit hipertensi menahun, pre-eklampsi, trauma, tali pusat yang pendek, tekanan pada vena kava inferior, dan defisiensi asam folik.

d.      Patologi
Perdarahan dpt terjd dr pembuluh darah plasenta / uterus yg membentuk hematoma pd desidua, sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Nasib janin tergantung dr luasnya plasenta yg terlepas dr dinding uterus. Apabila sebagian besar / seluruhnya terlepas, anoksia akan mengakibatkan kematian janin. Apabila sebagian kecil yg terlepas, mungkin tdk berpengaruh sama sekali, atau mengakibatkan gawat janin.

e.       Gambaran Klinik
Solusio plasenta ringan, rupture sinusmarginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu dan janinnya. Solusio plasenta sedang, dalam hal ini plasenta telah terlepas lebih dari seperempatnya, tetapi belum sampai dua pertiga luas permukaannya. Solusio plasenata berat, plasenta telah terlepas lebih dari dua pertiga permukaannya terjadinya saat tiba-tiba.

f.       Diagnosis
Tanda dan gejala solusio plasenta berat ialah sakit perut terus- menerus, nyeri tekan pada uterus, uterus tegang terus-menerus, perdarahan pervaginam, syok dan bunyi jantung janin tidak terdengar lagi. Pada solusio plasenta sedang tidak semua tanda dan gejala perut iyu lebih nyata, seperti sakit perut terus-menerus, nyeri tekan pada uterus, dann uterus tegang terus- menerus.

g.     Komplikasi
1.      Komplikasi pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung.  
2.      Komplikasi yang dapat terjadi ialah:
·         Perdarahan
·         Kelainan pembekuan darah
·         Oliguria
·         Gawat janin sampai kematiannya 

h.      Prognosis
    Prognosis ibu tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus, banyaknya perdarahan, derajat kelainan pembekuan darah, da tidaknya hypertensi menahun atau preeklamsia, tersembunyi tidaknya perdarahannya dan jarak waktu antara terjadinya solusio plasenta sampai pengosongan uterus.

Plasenta Previa

A.   Definisi Plasenta
Plasenta berbentu bundar atau hampir bundar dengan diameter 15 sampai 20cm dengan tebal lebih kurang 2,5cm dan beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 16 minggu dengan ruang amnion mengisi seluruh kavum uteri, meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan ke arah korion, namun amnion hanya menempel saja, tidak sampai melekat pada korion.

Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas fundus uteri. Hal ini fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari bagian janian yaitu villi koriales yang berasal dari korion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.

B.   Fungsi Plasenta
Fungsi plasenta ialah mengusahakan janin tumbuh dengan baik untuk pertumbuhan ini dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan pembuangan CO2 serta sampah metaboliame janin ke peredaran darah ibu. Dapat dikemukakan bahwa fungsi plasenta antara lain :
1.      Sebagai alat yang memberikan makanan pada janin (nutritif)
2.      Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi)
3.      Sebagai alat yang memberikan zat asam dan mengeluarkan CO2
4.      Sebagai alat yang membentuk hormon
5.      Alat menyalurkan berbagai antibodi ke janin
C.   Perdarahan pada kehamilan
1.      Plasenta Previa
a.      Definisi dan klasifikasi Plasenta Previa
Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Secara harfiah berarti plasenta yang implantasinya (nempelnya) tidak pada tempat yang seharusnya,yaitu dibagian atas rahim dan menajuhi jalan lahir. Cara deteksinya tentu saja dengan pemeriksaan USG. Jika ditemukan Plasenta Previa maka dilakukan pemantauan untuk melihat posisi plasentanya setiap bulan.Plasenta Previa merupakan penyebab utama perdarahan pada trimester ke III.

Gejalanya berupa perdarahan tanpa rasa nyeri. Timbulnya perdarahan akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan antara segmen atas rahim yang lebih cepat dibandingkan segmen bawah rahim yang lebih lambat. Hal ini mengakibatkan ada bagian plasenta yang terlepas dan mengeluarkan darah. Perdarahan ini akan lebih memicu perdarahan yang lebih banyak akibat darah yang keluar (melalui trombin) akan merangsang timbulnya kontraksi. Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu
a.    Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
b.  Plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
c.  Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir.
d.   Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.













b.      Ciri – ciri plasenta previa
1.      Perdarahan tanpa nyeri
2.      Perdarahan berulang
3.      Warna perdarahan merah segar
4.      Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5.      Timbulnya perlahan-lahan
6.      Waktu terjadinya saat hamil
7.       His biasanya tidak ada
8.      Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9.      Denyut jantung janin ada
10.  Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
11.  Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
12.  Presentasi mungkin abnormal.

c.       Etiologi
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapafaktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau operasi mioma), sering mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.
Diagnosis plasenta previa:
1.      Anamnesis : adanya perdarahan per vaginam pada kehamilan lebih 20 minggu dan berlangsung tanpa sebab.
2.      Pemeriksaan luar : sering ditemukan kelainan letak. Bila letak kepala maka kepala belum masuk pintu atas panggul.
3.      Inspekulo : adanya darah dari ostium uteri eksternum.
4.      USG untuk menentukan letak plasenta.
5.      Penentuan letak plasenta secara langsung dengan perabaan langsung melalui kanalis servikalis tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan yang banyak. Oleh karena itu cara ini hanya dilakukan diatas meja operasi.

d.      Penatalaksanaan plasenta previa
·         Konservatif bila :
1.      Kehamilan kurang 37 minggu.
2.      Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
3.      Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan selama 15 menit).

Perawatan konservatif berupa :
1.         Istirahat.
2.         Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.
3.         Memberikan antibiotik bila ada indikasii.
4.         Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.

Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.

·         Penanganan aktif bila : Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
1.          Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
2.          Anak mati
Penanganan aktif berupa :
1.      Persalinan per vaginam.
2.      Persalinan per abdominal.

Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan :
1.  Plasenta previa marginalis
2.  Plasenta previa letak rendah
3. Plasenta lateralis atau marginalis
dimana janin mati dan serviks sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadi perdarahan banyak, lakukan seksio sesar. Indikasi melakukan seksio sesar :
a.       Plasenta previa totalis
b.      Perdarahan banyak tanpa henti.
c.       Presentase abnormal.
d.      Panggul sempit.
e.       Keadaan serviks tidak menguntungkan (belum matang)

e.       Gambaran Klinik
Perdarahaan tanpa alasan dan tanpa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal.akan, tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari pada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah di lakukan pemeriksaan dalam.




Sempurna - Andra And The Backbone

kau begitu sempurna
di mataku kau begitu indah
kau membuat diriku
akan slalu memujamu

disetiap langkahku
ku kan selalu memikirkan dirimu
tak bisa ku bayangkan
hidupku tanpa cintamu

janganlah kau tinggalkan diriku
takkan mampu menghadapi semua
hanya bersamamu
ku akan bisa

kau adalah darahku
kau adalah jantungku
kau adalah hidupku
lengkapi diriku
oh sayangku kau begitu sempurna
 
kau genggam tanganku
saat diriku lemah dan terjatuh
kau bisikan kata
dan hapus semua sesalku

Definisi Internasional tentang Bidan (ICM 1992)

Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan kebidanan, yang seharusnya diakui di negara tempatnya berada, berhasil menjalankan program studynya di bidang kebidanan dan memenuhi kualifikasi yang diperlukan untuk dapat terdaftar dan atau mendapat izin resmi untuk melakukan praktik kebidanan. (Myles. Buku Ajar BIdan Edisi 14. 2009)

Rabu, 29 Juni 2011

Pendokumentasian


Manajemen Kebidanan menurut Varney adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien. Proses manajemen kebidanan terdiri dari langkah-langkah seperti :

Selasa, 28 Juni 2011

58 Langkah APN


1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.

Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secra lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak berakibat perubahan serviks.
( JNPK-KR, APN. 2008 )

Tanda Bahaya Trimester III

Tanda-tanda bahaya yang sering terjadi pada saat kehamilan yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasa, gangguan  pengelihatan, pembengkakan pada wajah/ tangan, nyeri abdomen (epigastrik), dan janin tidak bergerak sebanyak biasanya. (Saifudin. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2010)