Monica

Rabu, 07 Desember 2011

Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas


1)      Sistem reproduksi
a.       Uterus
Bayi lahir tinggi fundus uteri dua jari bawah pusat berat uterus 1.000 gram, 1 minggu fundus uteri pertengahan pusat simfisis berat uterus 750 gram, 2 minggu fundus uteri tidak teraba diatas simfisis berat uterus 500 gram, 6 minggu fundus uteri normal berat uterus 50 gram dan 8 minggu fundus uteri normal tetapi sebelum hamil uterus 30 gram.
b.      Lokia
Lokia adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina selama masa nifas. Berikut ini adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita pada nifas

a)      Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketubana, set-set desidua, verniks caseosa, lanogo, dan mekoneum selama 2 hari pascapersalinan. Inilah lokia yang akan keluar selama dua sampai tiga hari postpartum.
b)      Lokia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan lender yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan.
c)      Lokia serosa adalah lokia berikutnya. Di mulai dengan versi yang lebih pucat dari lokia rubra. Lokia ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pascapersalinan.
d)     Lokia alba adalah lokia terakhir. Dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya. Bentuk seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.
c.       Serviks
Segera setelah berakhirnya kala IV, serviks menjadi sangat lembek, kendur dan terkulai. Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama dibagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang mencerminkan vaskularitasnya yang tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil, beberapa hari setelah persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu postpartum.
d.      Vagina
Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerpurium merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara berangsur-angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali kembali seperti ukuran seorang nulipara. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga. Hymen tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam proses pembentukan berubah menjadi karunkulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara
e.       Payudara (mamae)
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis yaitu produksi susu dan sekresi susu atau let down
2)      Sistem Pencernaan
Seorang wanita dapat merasa lapar dan tiap menyantap makanannya dua jam setelah persalinan. Kasium amat penting untuk gigi pada kehamilan dan masa nifas, dimana pada masa ini terjadi penurunan konsentrasi ion kalsium karena meningkatnya kebutuhan kalsium pada ibu, terutama pada bayi yang ada di kandungannya untuk proses pertumbuhan janin juga pada ibu dalam masa laktasi.
3)      Sistem Perkemihan
Dieresis yang normal dimulai segera setelah bersalin sampai hari kelima setelah persalinan. Jumlah urin normal yang keluar dapat melebihi 3.000 ml per harinya. Hal ini diperkirakan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan peningkatan cairan ekstraseluler yang merupakan bagian normal dari kehamilan. Selain itu juga di dapati adanya keringat yang banyak pada beberapa hari pertama setelah persalinan.
Disamping itu, kandung kemih pada purperium mempunyai kapasitas yang menigkat relative. Oleh karena itu, distensi yang berlebihan, urine residual yang berlebihan, dan pengosongan yang tidak sempurna harus diwaspadai dengan seksama. Ureter dan pelvis renalis yang mengalami distensi akan kembali norma pada dua sampai delapan minggu setelah persalinan.
4)      Sistem Muskuloskeletal
Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang sewaktu kehamilan dan persalinan berangsur-angsur kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligament rotundum mengendur, sehingga uterus jatuh kebelakang. Fasia jaringan penunjang alat genetalia yang mengendur dapat dilatasi dengan latihan-latihan tertentu. Mobilitas sendi berkurang dan posisi lordosis kembali secara perlahan-lahan.
5)      Sistem Endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.

a.       Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus kembali ke bentuk normal.
b.      Prolaktin
Menurunnya kadar esterogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pitituari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin, hormone ini berperan dalam payudara untuk merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyususi bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui bayinya tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14-21 hari setelah persalinan, sehingga merangsang kelenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium kearah permulaan pola produksi esterogen dan progresteron yang normal, pertumbuhan folikel, ovulasi dan menstruasi.
c.       Esterogen dan Progresteron
Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun mekanismenya secara penuh belum dimengerti. Di perkirakan bahwa tingkat esterogen yang tinggi memperbesar hormone antidiuretik yang menigkatkan volume darah. Di samping itu, progresteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini sangat mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva.
6)      Perubahan tanda-tanda vital
a.       Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat celcius. Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5  derajat Celcius  dari keadaan normal. Namun tidak akan melebihi 8 derajat celcius. Sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 derajat Celsius, mungkin terjadi infeksi pada klien.
b.      Nadi dan Pernapasan
Nadi berkisar 60-80 denyutan per menit setelah partus dan dapat terjadi bradikardia. Bila terdapat takikardia dan sushu tubuh tidak panas mungkin ada perdarahan lebih atau ada vitium kordis pada penderita. Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh, sedangkan pernapasan akan sedikit menigkat setelah partus kemudian kembali seperti keadaan semula.

c.       Tekanan Darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam ½ bulan tanpa pengobatan
7)      Sistem Hematologi dan Kardiovaskuler
Leikositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sampai sebanyak 15.000 selama masa persalinan. Leukosit akan tetap tinggi jumlahnya selama beberapa hari paertama postpartum. Jumlah hemoglobin dan hematokrit dan eritrosit akan sangat bervariasi pada awal-awal masa nifas sebagai akibat dari volume darah, volume plasma, dan voleme sel darah yang berubah-ubah. Rincian jumlah darah yang terbuang pada klien ini kira-kira 200-500 ml hilang selama persalinan, 500-800 ml hilang selama minggu pertama postpartum dan terakhir 500 ml selama sisi masa nifas.  (Saleha, Sitti. 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar