1) Pencegahan Infeksi
BBL sangat rentan terhadap
infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama
proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum
menagani BBL, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan
infeksi seperti persiapan diri, persiapan alat, dan persiapan tempat.
2) Penilaian Awal
Untuk semua BBL, lakukan penilaian
awal dengan menjawab 4 pertanyaan sebelum
bayi lahir :
1. Apakah kehamilan cukup bulan ?
1. Apakah kehamilan cukup bulan ?
2. Apakah air ketuba
jernih, tidak ercampur mekonium ?
Segera setelah lahir, sambil meletakan
bayi di atas kain bersih dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu,
segera lakukan penilaian berikut :
3. Apakah bayi
menangis atau bernapas/tidak megap-megap
?
4. Apakah tonus otot
bayi baik/bergerak aktif ?
3) Pencegahan Kehilangan Panas
3) Pencegahan Kehilangan Panas
Saat lahir, mekanisme
pengaturan temperatur tubuh BBL, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu,
jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh BBL dapat
mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia, beresiko tinggi untuk mengalami
sakit berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti
walaupun berada didalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur juga rentan
untuk mengalami hipotermia. Walaupun demikian, bayi tidak boleh menjadi hipertermia
(temperatur tubuh lebih dari 37,5 ºC). BBL dapat kehilangan panas melalui
cara-cara
a.
Evaporasi
Evaporasi adalah jalan utama
bayi kehilangan panas. Jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan
dapat terjadi kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada permukaan
tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi
yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan
diselimuti
b.
Konduksi
Konduksi adalah kehilangan
panas tubuh malalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila
bayi diletakan di atas benda-benda tersebut.
c.
Konveksi
Konveksi adalah kehilangan
panas tubuh yang terjadi pada saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan
cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran
udara dingin dari kipas angin, hembusan udara dingin melalui
ventilasi/pendingin ruangan.
d.
Radiasi.
Radiasi adalah kehilangan panas
yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu
lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas dengan cara ini
karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuaha secara langsung.
4)
Merawat Tali Pusat
a. Jangan membungkus
puntung tali pusat atau mengoleskan caira atau bahan apapun ke puntung tali
pusat
b. Mengoleskan alkohol
atau povidon iodine masih diperkenankan, tetapi tidak dikompreskan karena
menyebabkan tai pusat basah atau lembab.
c. Berikan nasehat
pada ibu dan keluarga sebelum meniggalkan bayi seperti lipat popok di bawah
puntung tali pusat, jika puntung tali pusat kotor bersihakan (hati-hati) dengan
air DTT dan sabun segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain
bersih.
5)
Pemberian ASI
Segera setelah lahir, setelah
tali pusat dipotong letakan bayi tengkurap diperut ibu dengan kulit bayi kontak
kekulit ibu. Biarkan kontak kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan
lebih sampai bayi dapai menyusu sendiri. Bayi diberi topi dan diselimuti. Ayah
atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses ini.
Keuntungan IMD untuk ibu
membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan risiko perdarahan pasca
persalinan, merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI,
membantu ibu mnegtasi stres sehingga ibu merasa lebih tenang dan tidak nyeri
pada saat plasenta lahir dan prosedur pascapersalinan lainnya, meningkatkan
prodiksi ASI dan menunda ovulasi.
Keuntungan IMD untuk bayi
antaralain mempercepat keluarya kolostrum yaitu makanan denga kualitas dan kuantitas
optimal untuk kebutuhan bayi, mengurangi infeksi, meningkatkan keberhasilan
menyusui secara eksklusif dan lamanya bayi disusui mambantu bayi
megkoordinasikan kemampuan isap, telan dan nafas, meningkatkan jalinan kasih
sayang ibu dengan bayi, dan mencegah kehilangan panas.
6)
Pencegahan
perdarahan
Semua BBL harus diberi vitamin
K1 (Phytomenadione) injeksi 1 mg intramuskuler setelah proses IMD
dan bayi selesai menyusu untuk mncegah perdarahan akibat defesiensi vitamin K
yang dapai dialami oleh sebagian BBL.
7)
Pencegahan Infeksi
Mata
Salep atau tetes mata untuk
pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu.
Pencegahan infeksi mata tersebut mengandung ttrasiklin 1% atau antibiotika
lain. Upaya pencegahan mata kurang efektif jika diberikan lebih dari 1 jam
setelah kelahiran.
8)
Pemberian imunisasi
Imunisasi hepatitis bermanfaat untuk mencegah
infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Hepatitis
B pertama diberikan 1-2 jamsetelah pemberian Vitamin K1, pada saat
bayi baru berumur 2 jam. (JNPK-KR.
2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar