Monica

Rabu, 07 Desember 2011

KIE atau Pendidikan Kesehatan Bayi Baru Lahir


1)  Pencegahan Infeksi
BBL sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menagani BBL, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti persiapan diri, persiapan alat, dan persiapan tempat.
2)  Penilaian Awal
Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan sebelum bayi lahir :
1.      Apakah kehamilan cukup bulan ?
2.      Apakah air ketuba jernih, tidak ercampur mekonium ?
Segera setelah lahir, sambil meletakan bayi di atas kain bersih dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu, segera lakukan penilaian berikut :
3.      Apakah bayi menangis  atau bernapas/tidak megap-megap ?
4.      Apakah tonus otot bayi baik/bergerak aktif ? 
3)  Pencegahan Kehilangan Panas
Saat lahir, mekanisme pengaturan temperatur tubuh BBL, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh BBL dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia, beresiko tinggi untuk mengalami sakit berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada didalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur juga rentan untuk mengalami hipotermia. Walaupun demikian, bayi tidak boleh menjadi hipertermia (temperatur tubuh lebih dari 37,5 ºC). BBL dapat kehilangan panas melalui cara-cara 
a.       Evaporasi
Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti
b.      Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas tubuh malalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakan di atas benda-benda tersebut.
c.       Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran udara dingin dari kipas angin, hembusan udara dingin melalui ventilasi/pendingin ruangan.
d.      Radiasi.
Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuaha secara langsung.
4) Merawat Tali Pusat
a. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan caira atau bahan apapun ke puntung tali pusat
b. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkenankan, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tai pusat basah atau lembab.
c.  Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meniggalkan bayi seperti lipat popok di bawah puntung tali pusat, jika puntung tali pusat kotor bersihakan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
5)      Pemberian ASI
Segera setelah lahir, setelah tali pusat dipotong letakan bayi tengkurap diperut ibu dengan kulit bayi kontak kekulit ibu. Biarkan kontak kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapai menyusu sendiri. Bayi diberi topi dan diselimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses ini.
Keuntungan IMD untuk ibu membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan risiko perdarahan pasca persalinan, merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI, membantu ibu mnegtasi stres sehingga ibu merasa lebih tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pascapersalinan lainnya, meningkatkan prodiksi ASI dan menunda ovulasi.
Keuntungan IMD untuk bayi antaralain mempercepat keluarya kolostrum yaitu makanan denga kualitas dan kuantitas optimal untuk kebutuhan bayi, mengurangi infeksi, meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan lamanya bayi disusui mambantu bayi megkoordinasikan kemampuan isap, telan dan nafas, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dengan bayi, dan mencegah kehilangan panas.
6)      Pencegahan perdarahan
Semua BBL harus diberi vitamin K1 (Phytomenadione) injeksi 1 mg intramuskuler setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu untuk mncegah perdarahan akibat defesiensi vitamin K yang dapai dialami oleh sebagian BBL.
7)      Pencegahan Infeksi Mata 
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut mengandung ttrasiklin 1% atau antibiotika lain. Upaya pencegahan mata kurang efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.
8)      Pemberian imunisasi
Imunisasi hepatitis bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jamsetelah pemberian Vitamin K1, pada saat bayi baru berumur 2 jam. (JNPK-KR. 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar